Cari Blog Ini

Februari 02, 2018

PENGARUH PEMBELAJARAN ILMU TAJWID TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA KELAS VII




PENGARUH PEMBELAJARAN ILMU TAJWID TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA KELAS VII SMPN 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2015/2016


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu tajwid adalah ilmu tentang kaidah dan tata cara membaca Al-
Qur’an dengan baik dan benar. Sebagai disiplin ilmu, tajwid mempunyai
kaidah-kaidah tertentu yang harus dipedomani dalam pengucapan huruf-huruf
dan makhrajnya di samping harus diperhatikan pula hubungan setiap huruf
dengan antara sebelum dan sesudahnya pada tata cara pengucapannya. Oleh
karena itu ilmu tajwid tidak dapat diperoleh hanya sekedar dipelajari saja,
namun harus melalui latihan dan praktik menirukan orang yang baik
bacaannya.
Islam mengharuskan umatnya untuk selalu memelihara Al-Qur’an
dengan jalan sering membacanya dan tidak bermalas-malasan untuk selalu
mengkaji dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu,
perlu adanya penanaman kecintaan dan ketertarikan terhadap Al-Qur’an
kepada siswa. Agar siswa dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar
maka perlu belajar ilmu tajwid.
Banyak siswa yang belum memahami hakikat membaca Al-Qur’an
sehingga mereka beranggapan bahwa belajar ilmu tajwid merupakan hal sulit.
Lebih-lebih dalam belajar ilmu tajwid di sekolah kurang didukung sarana dan
prasarana yang memadai, sehingga sulit untuk menerangkan dan
memperagakan tajwid kepada siswa.
Belajar ilmu tajwid bukanlah hal yang mudah, langsung hanya sekejap
dapat menguasainya, perlu latihan yang serius, berkesinambungan dan perlu
pula ada bimbingan dan arahan dari yang telah menguasai. Karena
mempelajari ilmu tajwid bertujuan untuk memelihara bacaan Al-Qur’an dari
kesalahan.
Menurut As-Suyuti, selain beribadah dengan jalan memahami dan
menegakkan hukum-hukum Al-Qur’an, dapat pula dilakukan dengan
membaca Al-Qur’an secara baik, benar lafal maupun hurufnya sesuai yang
.
2
diajarkan para imam-imam qira’at yang bersambung kepada Nabi saw.
Membaca yang benar adalah membaca secara tartil, sehingga jelas huruf dan
makhrojnya, dan mentadabburinya sesuai yang diajarkan Nabi saw. Menurut
Az-Zarkasyi, tartil yang sempurna (baik) ditunjukkan dengan tegas lafallafalnya,
jelas huruf-hurufnya dan tidak mendengungkan suatu huruf di dalam
huruf lain.1
Namun, pada era modern seperti sekarang membaca Al-Qur’an
kurang diminati oleh siswa karena dipengaruhi oleh perubahan masyarakat
dan kebudayaan yang terjadi, perlu adanya gerakan kembali dalam
membiasakan membaca Al-Qur’an lebih-lebih secara tartil. Kesulitan mencari
guru tajwid juga menjadi salah satu faktor pembelajaran ilmu tajwid
terhambat, sehingga banyak siswa yang tidak paham apa itu tajwid.
Oleh karena itu, membaca Al-Qur’an tidak dapat dilakukan dengan
sembarangan saja perlu kehati-hatian agar tidak menjadi amal ibadah yang
salah, yang dapat mendatangkan kemurkaan dari Allah swt. Maka untuk
menjaga hal tersebut setiap orang yang hendak membaca Al-Qur’an perlu
menguasai ilmu tajwid. Dengan penguasaan ilmu tajwid, membaca Al-Qur’an
akan menjadi benar dan akan mendatangkan pahala dari Allah swt.
Melihat gambaran ilmu tajwid di atas, dapat diambil kesimpulan
bahwa anak adabnya diajarkan membaca Al-Qur’an secara baik dan benar
sejak dini. Bila tidak, maka akan sulit membenahinya bila terlanjur salah
membaca hingga dewasa. Agar bacaan tertata baik dan benar, anak harus
mempraktikkan kaidah-kaidah tajwid. Tajwid adalah memperbaiki bacaan Al-
Qur’an dalam bentuk mengeluarkan huruf-huruf dari tempatnya dengan
memberikan sifat-sifat yang dimilikinya, baik yang asli maupun yang datang
kemudian. Dalam ilmu tajwid juga diajarkan bagaimana cara melafalkan
huruf yang berdiri sendiri, huruf yang dirangkaikan dengan huruf yang lain,
melatih lidah mengeluarkan huruf dari makhrojnya, belajar mengucapkan
bunyi yang panjang dan pendek, cara menghilangkan bunyi huruf dengan
1 Sayyid Muhammad Alwi Al-Maliki, Keistimewaan-Keistimewaan Al-Qur’an,
(Yogyakarta : Mitra Pustaka, 2001), hal. 146.
.
3
menggabungkan kepada huruf sesudahnya (idgham), berat atau ringan,
berdesis atau tidak, mempelajari tanda-tanda berhenti dalam bacaan dan
sebagainya.
Atas dasar uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian lebih lanjut tentang pembelajaran ilmu tajwid terhadap kemampuan
membaca Al-Qur’an siswa kelas VII SMP N 1 Sukoharjo. Yang penelitian ini
selanjutnya diberi judul “PENGARUH PEMBELAJARN ILMU TAJWID
TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA
KELAS VII SMPN 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2015/2016.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis
mengidentifikasi permasalahan sebagai berikut :
1. Pembelajaran Ilmu Tajwid yang kurang dipahami siswa.
2. Masih banyak siswa yang belum mampu membaca Al-Qur’an dengan
tartil.
3. Kemampuan siswa yang berbeda-beda dalam membaca Al-Qur’an.
4. Minimnya kemauan anak dalam membaca Al-Qur’an.
5. Sulitnya mencari guru tajwid.
6. Sarana dan prasarana yang kurang memadahi dalam pembelajaran tajwid.
7. Siswa beranggapan sulit mempelajari tajwid.
C. Penegasan Istilah
Untuk memperjelas uraian judul di atas, maka perlu diberikan
pemahaman agar segala asumsi dan pemahaman tidak terjadi kekeliruan.
Adapun istilah-istilah yang perlu diperjelas sebagai berikut :
1. Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu yang ikut
membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.2
2 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai
Pustaka, 2001), hal. 849.4
2. Pembelajaran Ilmu Tajwid
a. Pembelajaran adalah suatu proses yang dinamis, berkembang secara
terus-menerus sesuai dengan pengalaman siswa.3
b. Ilmu menurut bahasa berasal dari bahasa Arab (ilm), bahasa latin
(science) yang berarti tahu atau mengetahui atau memahami.
Sedangkan menurut istilah, ilmu adalah pengetahuan yang sistematis
atau ilmiah.4
c. Secara bahasa tajwid berasal dari kata جَوَّد - یُجَوِّد - تَجْوِیْدًا yang
mengandung arti tahsin, artinya memperindah atau memperbaiki.
Sedangkan menurut istilah tajwid adalah ilmu yang mempelajari cara
pengucapan huruf-huruf Al-Qur’an yang meliputi sifat, makhraj
(tempat keluarnya huruf) dan ahkamul huruf (ketentuan bunyi
huruf).5
Jadi, pembelajaran ilmu tajwid adalah suatu proses yang dinamis,
berkembang secara terus menerus untuk mengetahui cara pengucapan
huruf-huruf Al-Qur’an yang meliputi sifat, makhraj (tempat keluarnya
huruf) dan ahkamul huruf (ketentuan bunyi huruf).
3. Kemampuan Membaca Al-Qur’an
Kemampuan adalah kesanggupan atau kecakapan.6 Membaca Al-
Qur’an adalah melihat serta memahami isi dari kitab suci yang
diturunkan Allah swt kepada Nabi Muhammad saw, sebagai salah satu
rahmat yang tak ada taranya bagi alam semesta. Di dalamnya terkumpul
wahyu Illahi yang menjadi petunjuk, pedoman dan pelajaran bagi
siapapun yang mempercayai serta mengamalkannya.
3 H. Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,
(Jakarta : Kencana Prenada Media Grup, 2011), hal. 195.
4Nurul Ishmi, “Pengertian Ilmu,” http://ismi-ismi.com/pengertian-ilmu.html (1 Desember
2015).
5Masruri Yahya dan M. Ashim Yahya, 5 Jam Jago Tajwid, (Jakarta : Qultum Media,
2010), hal. 2.
6Departemen Pendidikan Nasional, op. cit., hal. 707.
.
5
4. SMP N 1 Sukoharjo
SMP N 1 Sukoharjo merupakan lokasi tempat dimana penulis melakukan
penelitian. adapun alamatnya yaitu di Jl. Raya Sukoharjo Desa Sukoharjo
Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Wonosobo. Dengan demikian maksud
dari “Pengaruh Pembelajaran Ilmu Tajwid terhadap Kemampuan
Membaca Al-Qur’an Siswa Kelas VII SMP N 1 Sukoharjo” adalah sejauh
manakah pengaruh pembeajaran ilmu tajwid terhadap kemampuan
membaca Al-Qur’an pada siswa kelas VII SMP N 1 Sukoharjo.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pembelajaran ilmu tajwid pada siswa kelas VII SMP N 1
Sukoharjo?
2. Bagaimana kemampuan membaca Al-Qur’an pada siswa kelas VII SMP
N 1 Sukoharjo?
3. Adakah pengaruh pembelajaran ilmu tajwid terhadap kemampuan
membaca Al-Qur’an pada siswa kelas VII di SMP N 1 Sukoharjo?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pembelajaran ilmu tajwid pada siswa kelas VII SMP N
1 Sukoharjo.
2. Untuk mengetahui kemampuan membaca Al-Qur’an pada siswa kelas VII
SMP N 1 Sukoharjo.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pembelajaran ilmu tajwid
terhadap kemampuan membaca Al-Qur’an pada siswa kelas VII SMP N 1
Sukoharjo.
.
6
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat, yaitu :
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai kajian keilmuan untuk dijadikan bahan masukan dan
pertimbangan tentang pengaruh pembelajaran ilmu tajwid terhadap
kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas VII SMP N 1 Sukoharjo
b. Sebagai salah satu bahan pertimbangan bagi para peneliti berikutnya
tentang penelitian yang sejenis.
c. Sebagai kajian keilmuan untuk dijadikan bahan masukan dalam
pembelajaran ilmu tajwid dalam meningkatkan kemampuan membaca
Al-Qur’an.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Sebagai bahan masukan bagi semua guru pada umumnya dan guru PAI
pada khususnya di SMP N 1 Sukoharjo tentang pentingnya
pembelajaran ilmu tajwid, sehingga dapat membantu siswa dalam
membaca Al-Qur’an
b. Bagi Peserta didik
Memberikan pengetahuan dan wawasan akan pentingnya belajar ilmu
tajwid dengan sungguh-sungguh dan sering berlatih membaca Al-
Qur’an sesuai kaidah ilmu tajwid yang bertujuan selain ibadah juga
dapat memperlancar membaca Al-Qur’an.
c. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan wawasan penulis dengan melakukan
penelitian ini.
G. Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk mengetahui gambaran umum tentang kerangka, isi, cakupan
yang akan dibahas dalam penulisan skripsi, maka memaparkan gambaran atau
kerangka sistematika penulisan skripsi ini sebagai berikut:
.
7
1. Bagian muka
Bagian ini berisikan halaman judul, halaman nota pembimbing,
halaman pengesahan, pernyataan keaslian skripsi, halaman motto, halaman
persembahan, pedoman transliterasi, abstrak, kata pengantar, daftar isi,
daftar lampiran.
2. Bagian tengah
Bagian tengah merupakan bagian isi atau inti dari skripsi yang
terbagi dalam bab-bab sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan yang memuat latar belakang masalah,
perumusan masalah, identifikasi masalah, penegasan
istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II : Landasan teori, dalam hal ini memuat tentang kajian
pustaka, kajian teori, kerangka berfikir, dan hipotesis.
BAB III : Metode penelitian yang berisi: jenis penelitian, tempat
dan waktu penelitian, subjek penelitian, variabel
penelitian, populasi dan sampel, instrument penelitian,
teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB IV : Laporan dan analisis pengaruh pembelajaran ilmu tajwid
terhadap kemampuan membaca Al-Qur’an pada siswa
kelas VII SMP N 1 Sukoharjo.
BAB V : Penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran.
3. Bagian akhir
Bagian akhir ini berisikan daftar isi, lampiran-lampiran, dan daftar
riwayat hidup.



contoh skripsi ini bisa anda comot 
jangan lupa komen dan ngintil blog ini untuk kemajuan 

10 komentar: