Cari Blog Ini

November 17, 2018

PEMBELAJARAN DAN PRAKTIK BAHASA JAWA SEBAGAI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH ISLAMIYAH


BAB I
PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang Masalah
Dunia pendidikan, mendapatkan nilai akademik yang bagus nampaknya menjadi prioritas. Hasil lulusanpun banyak yang memiliki nilai kognitif sangat baik akan tetapi pada level intelektualnya (IQ) saja, tidak diimbangi kecerdasan Emosional (EQ), kecerdasan Spiritual (SQ), ataupun kecerdasan Emotional Spiritual (ESQ). Padahal, dengan mengandalkan nilai akademik saja tidaklah cukup untuk menjalankan tugasnya ketika terjun bermasyarakat secara real, apalagi untuk menjadi problem solver di lingkungannya.
Kecenderungan tersebut memunculkan perilaku yang lebih menonjolkan egonya, merasa paling benar dan tidak mau disalahkan, tidak menunjukkan rasa hormat kepada orang lain, mengabaikan norma yang berlaku di masyarakat dan tidakannya melewati batas kewajaran. Akibatnya timbul berbagai permasalahan pelajar yang sudah di luar batas kewajaran sebagai perannya. Sebagai contoh dilansir dari Republika.co.id Jumat 20 April 2018, di Purwakarta sebanyak 15 murid sekolah dasar (SD) asal Kabupaten Purwakarta, terpaksa diamankan sejumlah warga Kelurahan Sindangkasih, Kecamatan Purwakarta. Mereka terindikasi hendak tawuran.[1]
Fakta lain yang sangat memperihatikan adalah penyalahgunaan narkoba di Indonesia yang terus meningkat dan telah meracuni pelajar dan mahasiswa. Menurut Kepala Badan Nasional Narkotika (BNN) Komjend Budi Waseso  berdasarkan hasil survei, angka penyalahgunaan narkoba di Indonesia telah mencapai 2,18 persen atau sekitar 4 juta jiwa. Diperkirakan bahwa setiap hari sebanyak 33 orang meninggal akibat penyalahgunaan narkoba atau sebanyak 12.044 penyalahguna pertahun. Pada kelompok pelajar dan mahasiswa sebesar 1,9 persen atau 2 dari 100 orang pelajar dan mahasiswa menyalahgunakan Narkoba.[2]
Pendidikan agama dan pendidikan akhlak atau moral seharusnya mendapatkan tempat yang pertama. Dekadensi moral dan akhlak yang terjadi merupakan bentuk krisis jati diri akibat berbagai pengaruh yang diterima dari lingkungannya, kemudian menjadi kebiasaan sehingga menjadi cerminan karakter bangsa.
Pondasi moral masyarakat adalah pendidikan karakter yang berkualitas. Hal ini tercantum dalam prioritas pembangunan nasional tahun 2005-2025 UU No. 17 tahun 2007 yang berisi mewujudkan masyarakat yang memiliki akhlak mulia, memiliki moral dan memiliki etika, menjunjung tinggi budaya, dan beradab berdasarkan falsafah pancasila.[3] Suatu bangsa dan negara dipandang besar oleh bangsa dan negara lain bila memiliki karakter bangsa dan negara yang kuat dan kokoh.[4] Di satu sisi tantangan globalisasi semakin nyata dampaknya bagi bangsa Indonesia. Maka selain melahirkan poin-poin positif, globalisasi juga melahirkan poin negatif terhadap pudarnya kearifan budaya lokal sebagai jati diri bangsa Indonesia. Globalisasi membawa negara-negara di dunia masuk ke peradaban dunia baru yang tidak ada sekat di dalamnya. Maka diperlukan antisipasi dalam penguatan karakter budaya bangsa. Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai macam budaya, agama, maupun bahasa dengan nilai-nilai luhur local wisdom-nya masing-masing. Masyarakat Jawa misalnya, kental sekali dengan ajaran-ajaran moral di dalamya. Dalam bertutur kata saja ada hierarki penghormatan kepada orang-orang yang lebih tinggi baik dari segi usia maupun status di masyarakat. Dengan bertutur kata yang baik, merupakan bentuk akhlak amali (etika terapan), yaitu apa yang dimaksud berkaitan langsung dengan tingkah laku manusia.[5] Ajining dhiri dumunung saka lathi,[6] pepatah Jawa tersebut menunjukkan bahwa apa yang terucap dari seseorang dapat mencerminkan jati diri atau akhlak dirinya.
Kemampuan menggunakan Bahasa Jawa sesuai aturan tingkat tuturnya akan berimplikasi dalam kehidupan bermasyarakat. Adanya rasa saling menghormati, mendahulukan kepentingan yang lain, dan tentunya akan lebih harmonis. Dengan sistem seperti ini maka  ego akan terkontrol, sehingga perilaku negatif seperti ingin menonjolkan diri sendiri, tempramen, atau mengolok-olok orang lain dapat dihindari dan terbentuklah karakter yang baik.
Gencarnya anjuran penggunaan tingkat tutur Bahasa Jawa dengan baik merupakan salah satu upaya pendidikan yang memanfaatkan kearifan lokal sebagai sarana untuk mempertegas karakter bangsa.
Karakter bangsa dibentuk oleh berbagai campuran dari sifat-sifat yang ada, seperti sosialibilitas, ketulusan, kejujuran, kebanggaan, keterbukaan, kerja keras, dan semangat untuk berprestasi. Karakter bangsa akan muncul sebagai keterpaduan dan keseimbangan dari berbagai karakteristik moral di atas. Oleh karena itu, suatu karakter bangsa mesti dikembangkan berdasarkan nilai-nilai tradisi yang dimiliki bangsa itu sendiri dipadukan dengan konteks bangsa yang ada seperti, lembaga-lembaga, kebiasaan-kebiasaan, dan kebudayaan bangsa serta agama yang dinut mayoritas warga bangsa tersebut. Karakter bangsa juga sangat erat kaitannya dengan sistem politik yang ada.[7]
Diskursus tentang pengembangan sistem pendidikan Islam berbasis budaya lokal juga telah memperkaya khazanah keilmuan dan bisa memberikan kontribusi pemikiran dalam pengembangan pendidikan Islam di Indonesia. Namun nyatanya, kebijakan pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan belum mampu memberikan hasil yang memuaskan. Meskipun bangsa Indonesia terdiri dari mayoritas Islam, hasil pelaksanaan pendidikan Islam tampaknya belum tercermin dalam akhlak dan moralnya.
Pembelajaran dan praktik Bahasa Jawa di kelas V Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Pekasiran Banjarnegara, dari studi pendahuluan penulis mengamati komunikasi pada sebagian besar siswa terhadap gurunya terdapat ketidak tepatan penerapan tutur Bahasa Jawa yang sesuai tingkatannya. Ketika bertanya secara random kepada beberapa siswa, dijumpai bahasa sehari-hari yang mereka gunakan terhadap orang tuanya adalah ngoko. Padahal ragam ngoko hanya boleh digunakan oleh mereka yang sudah akrab (sebaya) dan oleh mereka yang merasa dirinya lebih tinggi status sosialnya daripada mitra tuturnya.[8]
Hal ini perlu dipikirkan dan ditata betul-betul, agar karakter bangsa yang tercermin melalui local wisdom-nya tidak semakin pudar. Justru local wisdom dapat dijadikan sebagai pasak dari karakter bangsa. Oleh karena itu permasalahan mengenai hal tersebut penting untuk diteliti. Sehingga judul penelitian berdasarkan latar belakang masalah di atas, yaitu  Pembelajaran dan Praktik Bahasa Jawa sebagai Penguatan Pendidikan Karakter Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Pekasiran Banjarnegara Tahun 2018/2019

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.    Mengapa pendidikan karakter siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Pekasiran Banjarnegara tahun 2017/2018 perlu penguatan melalui pembelajaran dan praktik Bahasa Jawa?
2.    Bagaimana proses pembelajaran dan praktik Bahasa Jawa sebagai penguatan pendidikan karakter siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Pekasiran Banjarnegara tahun 2018/2019?
3.    Apa saja faktor pendukung dan penghambat proses pembelajaran dan praktik Bahasa Jawa sebagai penguatan pendidikan karakter siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Pekasiran Banjarnegara tahun 2018/2019?
C.       Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.    Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulis dalam pembahasan proposal ini adalah:
a.    Untuk mengetahui alasan perlunya penguatan pendidikan karakter siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Pekasiran Banjarnegara tahun 2018/2019 melalui pembelajaran dan praktik Bahasa Jawa.
b.    Untuk mengetahui proses pembelajaran dan praktik Bahasa Jawa sebagai penguatan pendidikan karakter siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Pekasiran Banjarnegara tahun 2018/2019.
c.    Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat proses pembelajaran dan praktik Bahasa Jawa sebagai penguatan pendidikan karakter siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Pekasiran Banjarnegara tahun 2018/2019.
2.    Manfaat Penelitian
a.    Manfaat Teoritis
Secara teoritis dapat berkontribusi dalam bidang pendidikan. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan acuan bagi pihak-pihak yang akan mengadakan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan pembelajaran Bahasa Jawa maupun pendidikan karakter.
b.    Manfaat Praktis
Secara praktis, dapat bermanfaat bagi sekolah yang diteliti terutama, bagi siswa, bagi guru kepala sekolah, orang tua, maupun pembaca. Diantara manfaat praktis tersebut, diharapkan:
1)   Dapat menjadi pedoman bagi guru maupun Kepala Madrasah Ibtidaiyah dalam mengimplementasikan pendidikan karakter maupun pembelajaran dan praktik Bahasa Jawa.
2)   Dapat meningkatkan kerjasama antar guru dalam rangka melaksanakan pendidikan karakter.
3)   Peserta didik lebih dapat nguri-uri budaya berbahasa Jawa terutama dalam unggah-ungguh basa dan dapat tercermin karakter tersebut  dalam kehidupan sehari-hari.
D.      Kajian Pustaka
Penulisan proposal tesis ini didasari oleh karya tulis yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu, diantaranya adalah sebagai berikut:
Pertama, pembahasan yang relevan dengan proposal tesis ini adalah tesis yang berjudul Pengelolaan Pembelajaran Bahasa Jawa di SD Negeri Sraten 2 Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo karya Fatkhur Noor Sidiq Program Studi Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta. Tesis tersebut, bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik: 1. perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran Bahasa Jawa; dan 2. sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran Bahasa Jawa di SD Negeri Sraten 02 Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah etnografi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam, observasi, dan analisis dokumen. Teknik analisis data dilakukan dengan model interaktif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Hasil penelitian menyebutkan bahwa: pertama, pengelolaan pembelajaran bahasa Jawa sudah dilakukan sesuai prinsip-prinsip pengelolaan pembelajaran. Keunikan yang ditemui adalah adanya kebijakan “Hari Kamis Berbahasa Jawa‟ yang diterapkan sekolah untuk melestarikan penggunaan bahasa Jawa di sekolah. Yang kedua, Sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran Bahasa Jawa terdiri dari buku-buku teks, LKS (Lembar Kerja Siswa), buku tembang, buku geguritan, dan sumber pendukung lainnya.[9]
Perbedaan tesis tersebut dengan penelitian yang akan penulis lakukan yaitu tesis ini ditulis sebagai salah satu bagian pemahaman terkait karakteristik perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran Bahasa Jawa; dan sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran Bahasa Jawa. Sedangkan penelitian yang akan penulis lakukan lebih menitikberatkan pada pembelajaran dan praktik Bahasa Jawa sebagai pembinaan karakter siswa.
Penelitian relevan yang kedua adalah jurnal yang berjudul Manajemen Pembelajaran Pendidikan Karakter di SD Kreatif Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek yang ditulis oleh Eries Norma Yusmita.
Menurut jurnal tersebut, penelitian bertujuan untuk memberikan   gambaran pelaksanaan pendidikan karakter di SD Kreatif kecamatan  Karangan kabupaten Trenggalek. Pendekatan  yang  digunakan adalah  kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Penelitian difokuskan pada kasus perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan hambatan pelaksanaan pendidikan karakter di SD Kreatif. Pendidikan karakter yang direncanakan dan diterapkan oleh SD Kreatif ada 3, yaitu pendidikan karakter  kedisiplinan, kejujuran, dan religius. Pendidikan karakter yang diterapkan di  SD Kreatif tidak hanya dilaksanakan dalam proses pembelajaran, melainkan  juga dilaksanakan di luar proses pembelajaran. Pendidik tidak hanya meminta  peserta didiknya untuk melatih dan menanamkan pendidikan karakter dalam   dirinya. Pendidik juga memberi contoh perilaku yang sesuai dengan pendidikan karakter yang telah direncanakan dan diterapkan pada SD Kreatif.[10]
Ketiga, artikel dengan judul Peningkatan Keterampilan Berwawancara Bahasa Jawa Krama dengan Media Audio Visual pada Siswa Kelas VII A SMPN Satu Atap Merjosari Malang. Ditulis oleh Wisseman Hilmi Kusuma Nurchasanah, dan Karkono.
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan peningkatan keterampilan berwawancara bahasa Jawa krama, proses pembelajaran, dan motivasi siswa dengan media audio visual. Desain penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Dengan instrumen penelitian tes, observasi, wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi foto. Data hasil penelitian berupa skor tes keterampilan berwawancara bahasa Jawa karma dan data verbal hasil observasi dan wawancara mengenai proses dan motivasi siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media audio-visual dapat meningkatkan keterampilan berwawancara bahasa Jawa karma.[11]
Dari ketiga penelitian terdahulu tersebut, jika dibandingkan dengna penelitian yang akan penulis laksanakan perbedaanya yaitu penulis lebih menitikberatkan mengenai mengapa dan bagaimana pembelajaran dan praktik Bahasa Jawa dalam perannya sebagai penguatan pendidikan karakter di kelas V MI Islamiyah Pekasiran Banjarnegara, serta faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat proses pembelajaran dan praktik Bahasa Jawa sebagai penguatan pendidikan karakter siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Pekasiran Banjarnegara tahun 2018/2019 
E.       Kerangka Teoritik
1.    Pembelajaran dan Praktik Bahasa Jawa
Istilah pembelajaran berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Bab pertama, adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.[12] Pembelajaran Bahasa Jawa merupakan salah satu muatan lokal wajib untuk semua jenis dan jenjang pendidikan di provinsi DIY dan Jawa Tengah. Praktik bahasa jawa berjalan berdampingan dengan pembelajaran bahasa jawa dengan 4 keterampilan berbahasa jawa yang harus dikuasai siswa, yaitu mirengaken, guneman, maos, dan nyerat.


2.    Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), yaitu Program pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan dukungan pelibatan publik dan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat yang merupakan bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).[13] PPK memiliki latar belakang, urgensi, konsep, prinsip, manfaat, serta tantangan dalam pelaksanaan pengembangan nilai-nilai karakter.
3.    Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah
Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah masuk dalam fase anak-anak (bahwa masa usia sekolah dasar sebagai masa kanak-kanak akhir berlangsung dari usia enam tahun hingga sebelas atau dua belas tahun)[14] dengan rata-rata usia 10-12 tahun. Usia demikian melikiki karakterteristik yang dapat diamati dari perkembangan fisik, psikomotor, dan akademik,  yang mempengaruhi gaya belajarnya, sehingga pendidik harus mampu menyesuaikan perencanaan pembelajaran yang cocok terhadap karakteristik siswa.


F.        Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi.[15]
1.         Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu peneliti yang langsung ke lokasi penelitian untuk menggali data yang diperlukan.[16] Dalam penelitian ini dilakukan eksplorasi dan menggambarkan dengan tujuan untuk dapat menerangkan dan memprediksi terhadap suatu gejala yang berlaku atas dasar data yang diperoleh di lapangan.[17]
Pemilihan jenis penelitian ini karena penulis berupaya menggali data berupa pandangan responden dalam bentuk cerita rinci dan real serta menggali data hasil pengamatan di lapangan terkait pembelajaran dan praktik Bahasa Jawa sebagai penguatan pendidikan karakter pada sekolah yang diteliti.
Sifat penelitiannya adalah kualitatif deskriptif, yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.[18] Penelitian ini melalui pengamatan partisipatif, dengan tujuan untuk menggambarkan apa adanya dan mengungkap bagaimana implementasi pendidikan karakter melalui pembelajaran dan praktik Bahasa Jawa pada kelas V MI Islamiyah Pekasiran.
2.         Tempat dan Waktu Penelitian
a.        Tempat Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Pekasiran yang  beralamat di jalan Candradimuka Batur Banjarnegara.
b.        Waktu Penelitian
Waktu penelitian terhitung dari tanggal … sampai dengan …
3.         Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.[19]
Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka macam-macam variabel dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
Variabel Independen, yang merupakan variabel independen (bebas) dalam penelitian ini yaitu pembelajaran dan praktik Bahasa Jawa yang merupakan masalah yang mempengaruhi atau menjadi sebab timbulnya variabel dependen (terikat).
Variabel Dependen, yang menjadi variabel dependen (terikat) dalam penelitian yaitu karakter siswa.
4.         Sumber Data
Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.[20]
Peneliti menggunakan dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer penulis peroleh dari hasil terjun ke lapangan, karena data primer tersebut merupakan hal yang sangat penting dalam membahas sebuah permasalahan dalam melakukan penelitian. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah responden-responden yang meliputi Kepala Sekolah, Guru, Karyawan, Siswa dan Orang Tua siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Pekasiran Banjarnegara.
Data sekunder merupakan pendukung dalam hal yang diperoleh melalui studi kepustakaan sebagai tempat berpijak dalam melakukan penelitian baik dari jurnal, buku, majalah dan sebagainya yang terkait dengan masalah penelitian ini. Kemudian yang menjadi sumber data sekundernya adalah buku-buku pendukung yang relevan dengan judul dan juga data dari internet.
5.         Subyek Penelitian
Subyek penelitian berperan sebagai informan yang nantinya akan diambil informasi yang valid dan mendalam terkait permasalahan yang diteliti.
a.        Subyek Utama
Subyek Utama dalam penelitian ini adalah siswa kelas V  Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Pekasiran Banjarnegara Tahun 2018/2019.
b.        Subyek Pendukung
Subyek pendukung dalam penelitian ini meliputi Kepala Sekolah, Guru, Karyawan dan Orang Tua siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Pekasiran Banjarnegara.
Data yang akan diperoleh dari subyek penelitian tersebut terdiri dari data utama yang didapat melalui wawancara dan observasi (primer), dan data tambahan yang berupa dokumen-dokumen (skunder).
6.         Uji Keabsahan Data
Menguji keabsahan data diperlukan agar data yang dikumpulkan akurat serta mendapatkan makna langsung terhadap tindakan dalam penelitian. Uji keabsahan menggunakan metode triangulasi data, yaitu proses penguatan data yang diperoleh dari berbagai sumber yang menjadi bukti temuan.[21]
Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan data. Pelaksanaan teknik pemeriksaan data didasarkan pada derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), ketergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability).
Derajat kepercayaan tersebut berfungsi untuk melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai dan untuk mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti.[22]
7.         Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini peneliti mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara:
a.         Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan teknik pengamatan dengan cara melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya.[23] Obsevasi merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif untuk menyadari adanya sesuatu rangsangan tertentu yang diinginkan.[24]
Metode ini digunakan untuk membantu dalam pengumpulan data tentang kondisi siswa secara umum Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Pekasiran Banjarnegara, letak geografis, dan lain-lain.
Pengumpulan data diawali dengan sosialisasi mengenai pembelajaran Bahasa Jawa dalam membina karakter siswa, kepada segenap jajaran Kepala Sekolah, Guru, dan Penjaga agar dapat bekerja sama, dalam mengamati dan memberikan penilaian  terhadap karakter siswa yang dihasilkan dari pembelajaran dan praktik Bahasa Jawa pada siswa Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Pekasiran Banjarnegara.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik observasi langsung, yang adalah suatu teknik pengumpulan data, dimana peneliti mengadakan pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala subyek yang diteliti dalam kegiatan pembelajaran dan praktik Bahasa Jawa pada siswa Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Pekasiran Banjarnegara. Adapun instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman observasi atau catatan lapangan secara langsung dan tidak langsung dari laporan orang tua/wali siswa.
b.         Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapai juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih dalam.[25]
Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara mendalam (in-depth interview) semiterstruktur (Semistructure Interview). Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka.[26]
Malalui instrumen pedoman wawancara yang telah disusun sesuai tujuan penelitian, data yang digali yaitu seputar perilaku/sikap keseharian siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Pekasiran baik di lingkungan sekolah maupun di rumah, tingkat tutur yang digunakan, dan lain-lain.
Responden dalam metode ini diantaranya: Kepala Sekolah, Guru, Siswa Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Pekasiran Banjarnegara, dan orang tua siswa.
c.         Dokumentasi
Kata dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang berarti bahan-bahan tertulis.[27] Metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data yang bersifat dokumenter, seperti foto, lembar kerja, portofolio, atau bukti tertulis lainnnya yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.
Instrumen yang penulis gunakan dalam memperoleh data dokumentasi berupa buku catatan, handphone dan recorder.
8.         Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis non-statistik karena menggunakan data deskriptif atau data textular. Data deskriptif sering hanya dianalisis menurut isinya, karena itu analisis semacam ini juga disebut analisis isi (content analysis).[28] Penelitian yang banyak menggunakan analisis deskriptif kualitatif adalah penelitian evaluasi yang bertujuan untuk menilai sejauh mana variabel yang diteliti telah sesuai dengan tolok ukur yang sudah ditentukan.[29]
Data yang telah didapatkan merupakan data mentah sehingga perlu diolah dan dianalisis. Analisis dilaksanakan sebelum observasi lapangan serta sosialisasi penelitian sampai selesai melakukan penelitian.[30] Dalam penelitian ini, pengolahan dan analisis data juga dilakukan selama proses pengumpulan data.


Secara sistematis, tahap analisis data pada penelitian ini meliputi:
a.    Reduksi data: yang dilakukan adalah memilah-milah dan menyaring informasi lalu difokuskan sesuai tema yang ditentukan. Data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan terarah sehingga mempermudah peneliti untuk mengambil langkah berikutnya.
b.   Penyajian data: yang dikerjakan adalah menyajikan data dalam bentuk uraian secara padat dengan mengklasifikasikan jenis data yang didapat.
c.    Kesimpulan atau verifikasi: menyimpulkan keadaan obyek setelah crosscheck dari berbagai sumber data yang didapat.
Uji keabsahan data dilakukan dengan trianggulasi. Triangulasi digunakan untuk menguji kredibilitas data dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber yang sama ataupun sumber yang berbeda.[31] harus berpedoman pada kriteria sebagai berikut: derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), ketergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability).

G.      Sistematika Pembahasan
Pembahasan tesis ini secara teknis dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu Bagian Awal, Bagian Isi, dan Bagian Akhir.[32] Pembahasan lebih rinci terdiri dari lima bab, satu bab dengan bab berikutnya saling terkait secara sistematis, pembahasannya berurutan dari bab pertama hingga kelima.
Bab pertama Pendahuluan, berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kajian Pustaka, Kerangka Teoritik, Metode Penelitian dan ditutup dengan Sistematika Pembahasan penulisan tesis. Secara umum bab ini mendeskripsikan fenomena yang hendak dicari jawabannya, dalam tesis ini yaitu mengenai pembelajaran dan praktik Bahasa Jawa dalam membina karakter siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Pekasiran Banjarnegara. Pembaca dapat menemukan realitas serta alasan secara teoritis yang terjadi di lokasi penelitian. Keaslian suatu penelitian harus ditunjukkan di dalam latar belakang masalah dengan cara menjelaskan perbedaan atau penyempurnaan yang dilakukan terhadap penelitian sejenis yang pernah dilakukan. Dengan demikian bab ini sangat urgent untuk menjadi dasar metodologis dari bab-bab selanjutnya. 
Bab kedua Kerangka Teoritik, memuat teori-teori yang dipakai untuk merumuskan hipotesa, meliputi: Pembelajaran Bahasa Jawa di Sekolah Dasar, Hakikat Pendidikan Karakter, Tujuan, Fungsi dan Media Pendidikan Karakter, Nilai-nilai Pembentuk Karakter, Implementasi Pendidikan Karakter, serta Karakteristik Siswa Sekolah Dasar.
Bab ketiga adalah Data Hasil Penelitian yang mengurai tentang pembelajaran dan praktik Bahasa Jawa dalam membina karakter siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Pekasiran Banjarnegara.
Bab keempat berisi Pembahasan atau Analisis secara holistik data-data hasil penelitian yang digali dan dilakukan secara mendalam. Pembahasan tentang hasil penelitian dilakukan dengan mengaitkan antara teori yang di paparkan pada Bab I dan Bab II lalu cocokkan dengan hasil temuan penelitian sebagai realitas empiris pada Bab IV dengan analisis serta pencarian pemaknaan sesuai dengan metode di Bab III.  Temuan penelitian ini diharapkan menghasilkan grand design moral Islam. Sebagai data penguat dalam pemberian simpulan penelitian pada Bab V, maka diberikan pemaparan tentang realitas sebagai gambaran umum yang terkait pembelajaran dan praktik Bahasa Jawa dalam membina karakter siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Pekasiran Banjarnegara.
Bab kelima  merupakan Penutup yang berisi Kesimpulan dan Saran. Kesimpulan adalah jawaban dari permasalahan yang diajukan pada  pendahuluan. Saran-saran bersifat teoritis dan praktis terkait pembelajaran dan praktik Bahasa Jawa dalam membina karakter siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Pekasiran Banjarnegara, kemudian dilanjutkan dengan daftar pustaka sebagai rujukan, lampiran-lampiran, dan daftar riwayat hidup penulis.


[1] Republika.co.id, Hendak Tawuran, 15 Siswa SD di Purwakarta Bawa Sajam, http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/18/04/20/p7hof7366-hendak-tawuran-15-siswa-sd-di-purwakarta-bawa-sajam, diakses pada 28 Mei 2018.

[2] Viva.co.id, Budi Waseso Sebut Permintaan Narkoba Naik Jelang Tahun Baru https://www.viva.co.id/berita/nasional/989441-budi-waseso-sebut-permintaan-narkoba-naik-jelang-tahun-baru, Rabu, 20 Desember 2017, diakses pada 28 Mei 2018.

[3] Salinan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025.
[4] Depdiknas, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2013 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Citra Umbara, 2003), hal. 7.
[5] Sudin. Filsafat Moral Hamka dan Relevansinya dengan Kebangsaan, (Filsafat Agama UIN Sunan Kalijaga, t.t.), hal. 436.
[6] Marsudi, Kawruh Basa Jawa, (Yogyakarta: CV. Handayani, 1994), hal. 5.
[7] Nurul Zuriah, Rahmad Widodo, dan Hari Sunaryo, “Seminar Nasional dan Gelar Produk (SENASPRO)” Model Pendidikan Karakter Berbasis Nilai Kearifan Lokal dan Civic Virtue Sebuah Rekayasa Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Universitas Muhammadiyah Malang, (2016), hal. 176.
[8] Bayu Indrayanto, Fenomena Tingkat Tutur dalam Bahasa Jawa Akibat Tingkat Sosial Masyarakat, Magistra No. 72 Th. XXII (2010), hal 12.
[9] Fatkhur Noor Sidiq, Pengelolaan Pembelajaran Bahasa Jawa di SD Negeri Sraten 2 Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo, (Surakarta: Program Studi Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012).
[10] Eries Norma Yusmita, “Jurnal Pendidikan Dasar Nusantara”, Manajemen Pembelajaran Pendidikan Karakter di SD Kreatif Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek, Vol. 3, (2018).
[11] Wisseman Hilmi Kusuma Nurchasanah, dan Karkono, Peningkatan Keterampilan Berwawancara Bahasa Jawa Krama dengan Media Audio Visual pada Siswa Kelas VII A SMPN Satu Atap Merjosari Malang, Universitas Negeri Malang.
[12] Pemerintah Republik Indonesia, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hal. 5.
[13] Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Konsep Dasar Penguatan Pendidikan Karakter, http://alihfungsi.gtk.kemdikbud.go.id/assets/konsep_karakter.pdf, diakses pada Minggu, 29 April 2018.
[14] Haryu Islamudin, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), hal. 39.
[15] Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), hal. 52.
[16] Amirul Hadi dan Haryono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), hal. 56. 
[17] Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal. 14.
[18] Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hal. 6.
[19] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,  (Bandung: Alfabeta, 2012), hal. 60.
[20] Lexy J. Moleong, Metode., hal. 157.
[21] Emzir, Analisis Data, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hal. 82.
[22] Lexy. J. Moleong, Metode., hal. 324.
[23] Lexy J. Moleong, Metodolog., hal.174.
[24] Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal. 63.
[25] Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), hal. 191.
[26] Sugiyono, Metode., hal. 320.
[27] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal. 158.
[28] Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), hal. 40.
[29] Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013), hal. 268.
[30] Muhammad Ali, Memahami Riset Perilaku dan Sosial, (Bandung: CV.Pustakata Cendekia Utama, 2011), hlm. 128.
[31] Sugiyono, Metode., hal 335.
[32] Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Tesis (Wonosobo: Program Pascasarjana UNSIQ, 2016), hal. 13.